[Oneshot] Exhausted Days


Exhausted Days

Setelah menyampirkan jaketnya, lelaki itu berjalan mendekati gadis di ruang tengah. Dia menjatuhkan dirinya di sofa, tepat berada di sisi sang gadis. “Sampai kapan kau akan menyiksa dirimu sendiri juga dirinya, Lynn?”.

Lynn menoleh ke arah sumber suara dan menggeleng sebagai jawaban. Matanya terfokus pada ipad di pangkuannya. Men-drag beberapa foto dan memasukkannya dalam sebuah folder. Dia mengetikkan note di setiap folder. Menerangkan segala rasa dan kenangan atas foto yang berada dalam folder tersebut.

“Sudahilah. Ini hampir lima hari,”.

“Tidak mudah untuk berada di sisinya, Oppa,” Lynn menjawab tanpa mengalihkan pandangannya. Kini matanya menelusuri beberapa berita tentang popularitas tambatan hatinya. Duet, WGM, blind date, dan sederet hubungan kekasihnya dengan para artis baik dalam satu agensinya maupun artis dari Negara tirai bambu.

“Kau tak bisa menyalahkan atas profesinya,”.

“Aku tahu. Oleh karenanya, aku hanya membutuhkan waktu untuk berpikir mengenai hubungan ini,”

“Kau tak tahu betapa paniknya dia ketika mendapati apartemenmu kosong,”.

“LYNN!” Kyuhyun berjalan dengan cepat menelusuri setiap ruang di apartemen Lynn. Nihil. Dia tidak menemukan gadisnya di sana.

Kyuhyun kembali ke kamar Lynn. Membuka almari baju gadisnya dan menemukan hampir sepertiga isinya menghilang. “HAISH,” umpatnya sembari menutup lagi pintu almari dengan sedikit kasar. Dia berjalan keluar, dan obyek pencarian petunjuknya adalah ruang kerja Lynn.

Dia ingat benar bahwa Lynn sering menyimpan dokumen data diri seperti passport dan visa di laci meja kerja. Kyuhyun bahkan sudah meneliti setiap laci di meja itu, tapi dia tidak menemukan dua benda tersebut. “Kau sebenarnya dimana, Lynn,” dia menggusak rambut belakangnya dengan frustasi.

“Hyung! Jangan berbohong padaku! Kau tahu keberadaan Lynn kan?” tanya Kyuhyun dengan menyentak pada pria yang menyender di pintu. “Haish,” kembali digusak rambutnya karna sang pria tak jua menjawab pertanyaannya. “Apa dia kembali ke USA?” Kyuhyun menghentakkan sebelah tangannya, sedang tangan yang lain berkacak pinggang.

“Aku tak tahu, Kyunnie. Cobalah telephon pusat informasi untuk menanyakan nomor layanan bandara Incheon,”.

Kyuhyun merogoh ponselnya dengan segera. Menekan nomor pusat informasi seperti yang Donghae perintahkan. “Yeoboseyo,”.

Lynn membaca artikel mengenai ‘We Got Married Cho Kyuhyun Super Junior dengan Lou Yi Xiao’. Merasakan cemburunya yang kian meradang. “Aku tidak berada di sana saat itu, jadi aku tidak tahu seberapa paniknya dia,” jawab Lynn atas pertanyaan retoris kakaknya.

“Lynn, temui dia dan bicara baik-baik,”.

“Bukan itu yang sekarang kubutuhkan, Oppa,”.

“Lalu? Sampai kapan kau akan diam seperti ini?”.

“Aku hanya butuh merenungkan semua,”. Jari telunjuk Lynn tergetar saat dirinya mem-play video youtube, apalagi jika bukan video blind date dan WGM. Meski acara WGM dengan Lou Yi Xiao tak seheboh duet kekasihnya dengan magnae SNSD, tapi tetap saja rasanya sesak ketika melihatnya.

“Kenapa dia mematikan ponselnya, sih,” kesal Kyuhyun sembari menekan-nekan layar iphone miliknya. Dia meneruskan langkahnya memasuki dan menyusuri tiap sudut bandara skala internasional tersebut sembari tangannya yang masih menjaga agar iphone-nya menempel di telinga.

“YA! Jika kau berniat kabur ke USA, kupastikan aku akan menyusulmu dan menyeretmu kembali ke Korea!” teriak Kyuhyun pada pesan mailbox Lynn.

Kyuhyun mendongakkan kepalanya untuk memastikan jadwal penerbangan. Setelah menerima informasi jam penerbangan ke USA, dirinya langsung meluncur ke bandara. Berharap dapat menemukan gadisnya. Dia mengecek arlojinya, dan mendapati waktu yang masih cukup lama untuk penerbangan ke Negara tersebut.

Sia-sia saja jika dirinya nekat menanyai pusat informasi tentang passengers yang terbang ke USA. Memang siapa dirinya hingga bisa memperoleh hak untuk memeriksa data diri passengers. Jadi, satu-satunya jalan adalah menyisir tiap sudut bandara. Ruang tunggu, café, lobi, antrian tiket, tapi tetap saja tak menemukan Lynn.

“Hah, kau menghukumku, Lynn?” Kyuhyun menumpukan kedua tangannya pada lutut. Nafasnya terengah-engah setelah mengelilingi bandara dengan berlari-lari kecil. Sehingga dengan tak sengaja, dirinya mencopot masker yang menutupi separuh wajahnya. Pandangannya masih mengedar ke sekelilingnya.

Dia kembali menekan nomor Lynn, walau tahu akan berujung kecewa juga karena suaranya hanya akan masuk di mailbox. “Kumohon, ayo bertemu. Jangan siksa aku seperti ini,” Kyuhyun masih sibuk mengatur nafasnya hingga perkataannya terputus-putus.

Kyuhyun memukul dadanya yang mengembang-kempis. Dia terbatuk saat kerongkongannya terasa kering karena udara yang dihembuskan lewat mulutnya saat mengatur nafas. “Please,”.

“Apa yang membuat kau ragu padanya, Lynn?” Donghae menatap Lynn yang sedari tadi tidak mengacuhkannya.

“Perlukah aku menjabarkannya, jika Oppa sendiri sudah tahu jawabannya,”. Lynn masih saja menghindari tatapan mata Donghae. Bukan karena dia tidak mau menghormati lawan bicaranya, tapi hanya tak berani menghadapi kebenaran dari sorot mata kakaknya tersebut.

“Kami terlibat kerja sama dengan artis, itu sesuatu yang tak bisa dihindari,”. Donghae dengan sabar mengurai hal yang menjadi ganjalan adiknya. Bahwa dirinya juga bisa merasakan di posisi Kyuhyun, mengingat kesamaan profesi yang digelutinya.

“Aku sangat mengerti profesinya, Oppa. Sungguh. Ini hanya tentang diriku saja,”.

“Apa maksudmu?”.

“Aku tidak bisa berkata baik-baik saja ketika dengan leluasa perempuan lain menyentuhnya. Tidak bisa menutup mata dan telinga ketika para wanita bergosip mengenai betapa mengagumkan dirinya di depanku. Aku hanya perempuan biasa, Oppa,”. Lynn menolehkan sebentar wajahnya pada Donghae. Cukup memberi tanda dengan ekspresinya jika dirinya juga sedang tersiksa.

“Dirinya, juga aku pun manusia biasa. Kami membutuhkan untuk dicintai dan mencintai,”.

Lynn menerawang udara di depannya. “Aku merasa tak mampu untuk itu. Bahwa rasa cinta dan kasihku akhirnya terkalahkan dengan rasa cemburu. Takut, andai diriku tak bisa menerimanya apa adanya. Bukan karena dirinya yang kekurangan, melainkan karena silaunya yang mungkin membutakan,”.

“Dia adalah dirinya ketika dihadapmu. Terlepas dari embel-embel superstar yang disandangnya,” nada Donghae mulai meninggi. Dia tidak bisa melihat dua dongsaeng kesayangannya tersakiti.

Lynn menggelengkan kepalanya lemah. “Tidak. Semua itu melekat padanya,”.

“Kyuhyun juga membutuhkan tempat untuk bersandar ketika lelah, Lynn. Dia memerlukan limpahan kasih yang nyata dari seseorang yang dicintanya,”.

Kyuhyun menatapi layar ponselnya. Mengamati dengan intens deretan kata yang tertulis messaging-nya: ‘Let’s break’. Dia memerosotkan badannya di sandaran sofa. “Tidak, Lynn,” monolog Kyuhyun.

Otaknya memutar memori dirinya dengan gadisnya. Segala canda dan romantisme mereka berdua. Mengingat kejadian-kejadian yang mungkin menjadi pemicu keputusan Lynn. Tidak ada. Dia tidak menemukan kesalahan yang berarti pada hubungannya, namun entah bagaimana bisa Lynn mengirimkan messange tersebut.

Kyuhyun meng-swap layar posel touch-nya. Mecari-cari berita ataupun gossip yang mungkin menerpanya hingga membuat Lynn marah. Dia menggeleng ketika tak menemukan apa pun. Hanya momen-momen dan euphoria SS4 yang menjadi hit.

“Oh God,” Kyuhyun mengurut keningnya. Dia mengeraskan rahangnya karena rasa putus asanya.

“Ada kalian yang selalu menjadi tempatnya bersandar, Oppa. Dia bisa bertahan seperti sebelum mengenalku,”.

“Hati tidak memiliki tombol reset, Lynn. Kau tidak bisa mengembalikan ke asalnya setelah begitu banyak rasa yang tercurah di hubungan kalian,” ucap Donghae lembut. Mencoba menguatkan Lynn pada keputusannya. Tidak. Dia tidak marah jikalau pun adiknya memang memutuskan berpisah, hanya meneguhkan keputusan Lynn agar nantinya tidak menyesal.

“Terlalu sesak, Oppa. Aku tidak bisa mengakuinya sebagai kekasihku, tidak bisa mengatakan di depan teman-temanku bahwa pria ini adalah pencuri hatiku,” Lynn memejamkan matanya. “Tidak bisa dengan gamblang mengakui eksistensi kami,”.

Donghae menepuk pelan bahu adiknya. “Apakah pengakuan public lebih berarti daripada dirinya?”.

“Oppa,” rintih Lynn.

“Kyuhyun Oppa, ayo berfoto,” teriak sang magnae SNSD dengan cerianya. Dia memposisikan diri di samping Kyuhyun dan tersenyum lebar. “Cheese…”.

Dan Kyuhyun dengan senyum tipisnya memenuhi permitaan tersebut. Sesakit apa pun hatinya, tetap saja dia harus menunjukkan wajah bahagianya. Tapi, sandiwara ini tak berlaku jika dia berada di dekat Lynn. Kyuhyun tak perlu tersenyum jika suasana hatinya sedang buruk. Dia bebas mengekspresikan emosinya.

“Oppa, bukankah ini bagus, huh?” Seohyun menghadapkan ponselnya ke arah Kyuhyun. Memperlihatkan hasil foto mereka. “Ah, Oenni! Bisakah aku minta tolong,” dia berlari pada salah satu membernya dan menyodorkan ponsel miliknya. Bermaksud agar orang tersebut memfotonya dengan Kyuhyun.

Seohyun berlari kembali ke arah Kyuhyun. Menyelipkan tangannya di lengan Kyuhyun. Tersenyum ke arah kamera sembari membentuk V dengan jari telunjuk dan tengahnya.

Kyuhyun mengernyit. Dia menolehkan pandangannya pada lengannya yang digamit sang magnae. Jantungnya terpacu cepat. Bukan karna gadis di sampingnya, melainkan karna dia sudah memperoleh jawabannya. “Mianhe,” Kyuhyun menepis dengan lembut jemari Seohyun di lengannya. Dan segera berjalan cepat.

“Hya~ Oppa!” teriak Seohyun yang tidak ditanggapi Kyuhyun.

“Apakah kau mencintainya, Lynn?” Donghae memiringkan kepalanya.

Lynn membuka matanya karena pertanyaan yang menurutnya menggelitik. Dia menoleh ke arah kakanya. Memberanikan diri untuk menatap mata Donghae. “Itulah satu-satunya hal yang tidak kuragukan, Oppa,”.

“Maka kembalilah,”.

“Aku tidak bisa,”.

“Kau lebih rela untuk meninggalkannya? Begitukah kesimpulan atas diammu selama ini?”.

“Mung-kin,” ucapan Lynn tersendat. Rasanya setiap suku kata tersangkut di tenggorokan. Apakah dirinya bisa berlaku egois? Meninggalkan Kyuhyun demi ketenangan hatinya?. Lynn mengeluar-masukkan oksigen ke paru-parunya dengan berat. Merasakan wajahnya yang sudah memanas dan aliran emosi di rongga dadanya yang mendesak keluar. Perlahan, air mata itu turun juga.

“Kembalilah, dia membutuhkanmu begitu pun dengan dirimu,” Donghae mengusap pipi Lynn. Menghapus air mata yang terlanjur tumpah.

Lynn menggeleng keras. “Terlalu berat untuk di sisinya, Oppa. Aku tidak sanggup,” ucap Lynn dengan terbata.

“Maka pandanglah dirinya saat kau merasa tidak sanggup. Jadikan dirinya sebagai pusatmu. Alasan bagimu untuk tetap berdiri di sisinya,”.

“Oppa,”.

“Kecemburuan, pengakuan publik, Egoisme, dan semua yang tak terpenuhi di hubungan kalian, tidak akan ada nilainya jika dibandingkan dengan dirinya. Kau mencintainya dan dia pun sebaliknya. Sesapi totalitas dirinya di sampingmu,”.

“Lynn, kau sudah pulang?” untuk kesekian kali, Kyuhyun mengirimkan pesan suara. Berharap salah satunya bisa didengar oleh Lynn.

“Kumohon balas aku, Lynn,” dia menangkup iphone-nya dengan kedua tangan. Berjalan mondar-mandir di kamarnya. Pagi ini dia baru saja menyelesaiakan showcase ‘I AM’, dilanjutkan dengan pementasan drama musikalnya. Dan beberapa hari belakangan, jadwalnya juga tidak pernah luang untuk sehari saja. Berakhinya SS4 di Indonesia, tidak serta merta membuatnya bernafas lega. Sederet agenda sudah menunggu, SS4 encore, 6jib, pementasan drama musikal, Dj, dan sederet iklan juga pemotretan.

Donghae mengambil ponsel Lynn, lalu menyalakannya. Dia menekan dan memutar setiap mailbox yang di kirim Kyuhyun tepat di hadapan Lynn. “Dia mengkhawatirkanmu,”.

Lynn meremas ujung kausnya. Menundukkan kepalanya agar air matanya dapat mengalir dengan bebas. Tidak mengelak bahwa dirinya juga sangat merindu lelaki tersebut. Dadanya sesak setiap mendengar perkataan Kyuhyun, yang menghantarkan marah, rintihan, dan frustasi lelaki tersebut.

“Haish!” Kyuhyun mengumpat dan mengacak dengan kasar rambutnya. Dia berkacak pinggang dan berpikir. Mengingat semua tempat yang mungkin dikunjungi Lynn. Mengurutkan satu demi satu obyek yang mungkin dijangkau gadis tersebut.

“Mokpo,” seru Kyuhyun saat terlintas sebuah daerah kemungkinan Lynn berada. Dia tak tahu pasti alamat rumah keluarga hyungnya di Mokpo. Tapi yakin, Lynn berada di tempat itu. Kyuhyun menyambar jaket dan kunci mobilnya. Mau tak mau, meski badanya sudah letih karena kegiatan sehari penuh, dia tetap akan menyusul gadisnya.

Kyuhyun terhuyung saat kepalanya merasa pening dan berdenyut. Dia memang tidak menderita migraine atau jenis penyakit kepala lainya. Namun, aktifitasnya yang menguras tenaga juga kepergian Lynn yang menghabiskan pikiran dan hatinya, cukup membuatnya sangat lelah.

Tubuhnya jatuh terduduk di ranjang miliknya. Tangannya masih memijit pelipis. “Ayolah,” seru Kyuhyun yang tak sabar mendapat penolakan tubuhnya. Hei, dirinya bukan ‘SUPERMAN’, hanya manusia biasa yang juga membutuhkan istirahat.

Pasrah pada kenyataan. Tangan Kyuhyun terkulai lemas dan terjatuh di sisi tubuhnya. Dalam keadaan duduk di tepi ranjang, dia membiarkan matanya memejam barang sejenak. Sebentar saja. Beberapa menit. Cukup untuk men-charge tenaga.

***

Lynn berjalan mendekat ke arah Kyuhyun. memeperhatikan dengan seksama wajah letih Kyuhyun. Matanya memejam yang lengkap dengan lingkar hitam dan kantung mata, hembusan nafas teraturnya yang dalam, dan tubuhnya yang terkulai pasrah.

Sengaja, Lynn memelankan langkahnya agar tak mengusik kekasihnya. Dia memposisikan dirinya duduk di sebelah kiri Kyuhyun dengan hati-hati. Diulurkan tangan kanannya dan diselipkan antara kepala Kyuhyun, yang terkulai, dengan pundak. Lynn membimbing kepala Kyuhyun ke pundaknya dan menyangganya. Merasakan halusnya rambut Kyuhyun yang terselip di antara jemarinya. Tangan kirinya menelusup di pinggang Kyuhyun hingga merapatkan tubuhnya pada tubuh kekasihnya.

Kyuhyun dapat merasakan kehadiran gadisnya melalui sentuhan dan wangi tubuh Lynn. Tapi, raganya sudah terlalu lelah untuk terjaga. Matanya terlalu berat untuk sekedar terbuka. Dia membiarkan tubuhnya nyaman dalam dekapan Lynn. “Lynn?” gumamnya dengan masih memejam.

“Hmm,”.

“Aku lelah,”.

“Istirahatlah,”.

“Jangan pergi,”.

“Tidak,”.

“Aku marah padamu,”.

“Nanti saja, aku akan menunggumu hingga bangun,”. Tangan kiri Lynn mengelus punggung Kyuhyun. Dia menundukkan sedikit kepalanya hingga ujung hidungnya menyentuh pundak Kyuhyun. Bernafas dengan menghirup wangi maskulin kekasihnya dan memuaskan diri untuk menciumi pundak Kyuhyun. “Sorry,” bisik Lynn.

***

“KAU TAK TAHU AKU HAMPIR DISERBU ELF DI BANDARA!”

“…”

“JANGAN MEMATIKAN PONSELMU. JANGAN PERGI TANPA MEMBERITAHUKU TUJUANMU!”.

“…”

“CATAT DI SINI SEMUA AKSESMU!”

“…”

Kyuhyun membanting dirinya di sofa. Memijit keningnya yang menegang setelah hampir sepuluh menit berteriak kesetanan. “Jangan mencemburui partner kerjaku. Karna aku menganggapnya sebagai rekan kerja saja,” terang Kyuhyun lirih.

Lynn tersenyum tulus meski telinganya pengang mendengar teriakan Kyuhyun. Dia menyentuhkan tangannya ke dagu Kyuhyun dan menariknya hingga berhadapan dengan wajah manisnya. “I know, Captain. Really sorry, Ok?”. Lynn mengecup kilas bibir Kyuhyun. Memberikan penegasan atas penyesalannya, sekaligus menutup pertengkaran mereka.

Kyuhyun menghela nafas penuh kelegaan. “Kemarilah,” dia membuka tangannya. Memberikan isyarat agar Lynn masuk dalam pelukannya.

Gadis itu menurutinya. Membenahi kepalanya agar menempel dengan sempurna di dada kekasihnya. “Hmm,” gumamnya untuk menunggu respon Kyuhyun. Diketuk-ketukkan dengan pelan jemarinya di dada captain Cho-nya.

“Terima kasih untuk bersabar di sisiku. Aku menyayangimu,”. Kyuhyun menyapukan jemarinya dan menyibakkan poni Lynn. Kemudian, menciumnya dengan lembut.

END*

Note: tadinya ingin kubuat drabble, tapi koq agak panjang ya?. Entahlah. Semoga masih bisa dinikmati, karena aku membuatnya dengan kebut. ^^. Jadi maklum kalau kalian ngos-ngosan bacanya atau gak dapat feelnya. Mian. Ini drabble tercipta karna lihat timeline Kyu yang posting dirinya yang sleppy even lagi jalan.

125 thoughts on “[Oneshot] Exhausted Days

  1. Atika slalu ceria says:

    yaach…
    Biarpun ceritanya pendek,konflik yg ringan tp tetep T.O.P B.G.T
    aku suka dengan kepanikan kyuhyun oppa.
    terima kasih buat arum yg udh mewakili perasaanku pada kyuhyun oppa.
    gomawo and fighting

  2. Maya Sherlita says:

    ya ampun lynn yang sabar ya… aku tau kok rasanya jadi kamu perasaan kamu sama kita para elf semua sama 😥 tapi aku tau kyuhyun oppa sayang banget sama kita (elf) semua 🙂

  3. manisaulia says:

    Lynn perasaan mu mewakili seluruh elf di dunia ini…
    tapi kyuhyun mampu meyakinkan kita, kalo cintanya hanya untk kita..hahaha

  4. Lynn cemburu dan mutusin buat nyerah? Liat magnae setan kita udh kaya mayat hidup gara2 nyariin lynn setengah mati.. untung ada donghae yg ga nyerah buat nyatuin ini pasangan.. hmm sedih sih pas liat bacaan sms Lynn ke kyu yg bilang mau break.. Kyu ampe kesetanan teriakin Lynn tapi lynn cuma bilang sorry dan ngecup bibir si evil eh udh langsung dimaafin.. manjur bener yah tu kecupan 😀 huweheehe aah leganya di ending mereka baikkan lagi {}

Leave a reply to manisaulia Cancel reply