Behind Those Beautiful Eyes [10]

BTBE 13

Behind Those Beautiful Eyes [10]

Arsvio | Tiffany Miyoung Hwang, Kyuhyun Cho, Siwon Choi | PG-16 | Dark Side (Kelly Clarkson)

The (Un)wanted Gift

Aku mengangkat pergelangan tangan untuk memastikan sekali lagi bahwa waktu telah memasuki jam istirahat. Menekan panel lift pada tombol turun, aku bersegera memasuki lift setelah pintunya terbuka. Melarikan diri dari kantor untuk suatu makan siang menjadi kebiasaanku sebulan ini. Jangan tanyakan siapa orang yang paling sering kuusik untuk menemaniku; my only BFF[1].

Sebulan terakhir, perkembangan kasus Dae-A memanas setelah beberapa orang yang ditangkap kepolisian mengaku sebagai suruhan petinggi Dae-A untuk menyerang pendemo. Ini memasuki minggu kedua penjadwalan pemeriksaan terhadap setiap karyawan Dae-A sebagai saksi. Pemeriksaan terhadapku sendiri kuabaikan dengan alasan bualan dan ini sudah kedua kalinya.

Continue reading

Behind Those Beautiful Eyes [9]

BTBE 13

Behind Those Beautiful Eyes [9]

Arsvio | Tiffany Miyoung Hwang, Kyuhyun Cho, Siwon Choi | PG-15 | Dark Side (Kelly Clarkson)

Unveiling the Stoic Heart

Aku melangkah menuruni tangga sambil membawa nampan berisi perkakas sarapan. Menangkap bunyi bising, aku mempercepat langkahku. Begitu berada di lantai dasar, aku keheranan saat menjumpai beberapa pekerja sedang menguras kolam renang. Merasa janggal karena aku tidak menjadwalkan pembersihan kolam renang dalam waktu dekat, aku mendekati salah satu dari mereka. “Maaf, sepertinya aku tidak merasa mempekerjakan pembersihan kolam untuk hari ini.”

Continue reading

Behind Those Beautiful Eyes [6]

BTBE 9

 

Behind Those Beautiful Eyes [6]

Arsvio | Siwon Choi, Miyoung Hwang, Kyuhyun Cho | PG-16 | Tell Me (David Archuleta, No Matter How Far)

Seeking for Salvation

Dengan kesadaran yang masih minim, aku menginspeksi raut Seobin dengan lebih teliti. Wajah ayunya tampak kuyu dengan warna merah merona yang menyusupi kulit pipi pucatnya. Mata yang berjendul di kantungnya menegaskan kesenduan akibat sisa tangis atau mungkin akibat terjaga semalaman. Jemarinya tangannya yang saling meremas membuatku yakin dia sedang mengeliminasi kegugupannya. “Ada keperluan apa hingga kau ingin menemuinya?” kuturunkan intonasi bicaraku karena ketidaktegaan melihat keadaan Seobin.

Continue reading

Behind Those Beautiful Eyes [5]

BTBE 6

Behind Those Beautiful Eyes [5]

Arsvio | Siwon Choi, Miyoung Hwang, Kyuhyun Cho | PG-16 | Standing in front of you, Breaking your own heart (Kelly Clarkson, Stronger)

The Lost Memories

Memperbaiki lilitan syal di leherku, aku memantapkan langkahku yang limbung. Jari telunjukku menyurung pusat bingkai sun glasses yang menutupi lingkar hitam mataku. Dengan jelas aku menangkap warna merah matang lipstick yang menyamarkan bibir pucatku ketika pintu lift yang tertutup merefleksikan wajahku.

Continue reading

Behind Those Beautiful Eyes [4]

BTBE 6

Behind Those Beautiful Eyes [4]

What a family is?

Aku menghabiskan bubur, yang sedikit keasinan, yang diantarkan Kyuhyun tadi. Kupaksakan diriku untuk menelan setiap suapnya karena aku membutuhkan energi untuk beraktifitas hari ini. Walaupun tidak menyukai obat, namun aku juga menelan semua obat yang disiapkan Kyuhyun. Kepalaku masih terasa berat sehingga aku tidak punya pilihan selain mengikuti sarannya.

Menurunkan kakiku dari ranjang, aku berdiri dan mengukur kemeja Kyuhyun yang menutup hingga separuh pahaku. Dia pasti punya alasan mengapa harus menggantikan pakaianku. Aku menggelung tinggi rambutku secara asal sambil menguasai stabilitas tubuhku untuk menegak. Rasa pusing yang mendera kepalaku membuatku terseok-seok mencapai kamar mandi. Mataku tertuju pada keranjang cucian yang berjumbul dengan bajuku semalam. Tanganku menganjur dan meremas kainnya yang ternyata lembab. Hidungku mengembus napas pendek, bersyukur Kyuhyun masih punya hati untuk tidak membiarkanku mengenakan pakaian basah semalaman.

Continue reading

Behind Those Beautiful Eyes [2]

BTBE2

Behind Those Beautiful Eyes [2]

Arsvio | Siwon Choi, Miyoung Hwang, Kyuhyun Cho | PG-16 for the language

Read the fiction appropriated to your age

Could one of you explain what’s happening here?” Aku mengabsen satu persatu wajah mereka.

Kyuhyun meniupkan udara dari tampuan di rongga pipi hingga mengangkat helaian poninya. Dia memutar mata dan menyandarkan punggungnya dengan malas. Suatu gesture yang secara tak langsung membenarkan hipotesisku.

Siwon memijit keningnya pelan. “Setidaknya kita tidak perlu repot menjelaskan padanya,” ucapnya pada Kyuhyun.

Continue reading

A Lovely Coincidence [Shot: 10]

a lovely coincidence

A Lovely Coincidence [Shot: 10]

Arsvio | Kyuhyun Cho, Adelynn Lee | PG-16

Read the fiction appropriated to your age

[Seoul: 08.00 a.m, Seoul National University Hospital]

Aku mencoba untuk membuka kelopak mataku saat pendengaranku menangkap isak tangis. Kukerjapkan mataku untuk mengadaptasikannya dengan cahaya yang masuk. Kugerakkan leherku untuk menoleh ke sumber suara. “Eomma…” aku bahkan hampir tidak mendengar suaraku sendiri.

“Kyuhyunnie, wae?” Eomma menggenggam tanganku dan meletakkan di pipi.

Aku melengkungkan bibirku untuk menjaminkan keadaanku pada beliau. “Uljima, ne.”

Ketukan sepatu yang kudengar segera memunculkan sosok appa. Meremas bahu eomma, dia memandangku dengan sayu. Ketegasan yang selalu tersorot dari mata beliau hilang. Aku tahu berjuta kalimat ingin beliau sampaikan padaku, namun rahang tersebut terlalu kaku untuk membuka.

Appa…”

Appa meremas tanganku yang berada di genggaman eomma. Harapan untukku masih bisa kubaca dari tindakkan tersebut. Hanya saja, aku terlalu lelah dengan segala rasa sakit yang menyiksa ini. “Operasi akan dijadwalkan setelah kondisimu stabil.”

Continue reading

A Lovely Coincidence [Shot 9]

a lovely coincidence

A Lovely Coincidence [Shot: 9]

Arsvio | Kyuhyun Cho, Adelynn Lee, Aiden Lee, Daehyun Cho, Seo Joo Hyun | Romance | PG-15

[Singapore at 07.00 am: Singapore National University Hospital]

“Apa yang kau lakukan di sini, Seo-ya?” Aku memandang harap-harap cemas pada Seohyun. Wajahnya yang memucat tidak mengurangi intensitas pandangan tajamnya pada kami, aku dan Lynn. Membuang wajahnya ke samping sejenak, Seohyun menghadap kami lagi dengan bibir yang mencoba melafalkan kalimat.

I…ige mwoya, Oppa?” Menelusur ekspresi wajahnya, aku yakin Seohyun sudah mengetahui kondisiku. Dia merentangkan sebelah tangannya dan mengigit bibir untuk menyalurkan rasa ketidakpercayaannya.

Continue reading

[Two Shot] The Worst Tragedy: First Assault

the worst tragedy

The Worst Tragedy [First Assault]

By: Arsvio | Cast: Danish Lim, Siwon Choi, Donghae Lee| Rate: PG-15

“Terima kasih karena sudah bekerja keras hari ini.” Ketua koordinasi tim relawan kami, Kim Joon Myeon, memberikan salam perpisahan dengan membungkuk dan melambai pada beberapa rekan. “Your bodyguards are waiting, Danish-ssi.” Joon Myeon atau lebih akrab dipanggil Suho mengedikkan dagu ke arah luar sembari tersenyum kecil.

Aku memelorotkan bahu dan mendengus kecil begitu melihat sebuah BMW terpakir di halaman depan posko pengungsian korban pembombardiran Pulau Yeonpyeong, tempat di mana aku berada sekarang. Seorang berperawakan tegap lengkap dengan jas dan alat komunikasi yang terhubung di telinganya berdiri tepat di samping mobil. “I’ve to go now.” Aku mengangkat tas punggungku dengan malas. “Bye.”

Continue reading

A Lovely Coincidence [Shot: 8]

a lovely coincidence 3

A Lovely Coincidence [Shot: 8]

Aku mengerjap dan membuka kelopak mataku secara perlahan. Wangi maskulin Hyun menggelitik penciumanku begitu inderaku terbangun awas. Menggeser kepalaku yang berbantal lengan atas Hyun, aku merasakan terpaan hangat nafas teratur Hyun di wajahku. Aku masih betah memandangi wajah terlelapnya untuk beberapa saat untuk mengagumi keelokannya.

Kami tertidur di sofa tamu dalam posisi duduk berhadapan. Kehangatan menyeruak ketika aku menunduk memerhatikan jemariku dalam genggam tangan Hyun yang berada di pangkuannya. Perasaan yang sama setiap kali dia melingkupi jemariku dengan miliknya. Dengan hati-hati aku menarik tanganku agar tidak membangunkan Hyun. Aku menahan nafasku saat Hyun menggeliat kecil.

Continue reading

A Lovely Coincidence [Shot: 7]

A Lovely Coincidence 6

A Lovely Coincidence [Shot 7]

Menjalin jemariku menjadi satu, aku menumpukan sikuku pada pinggir kursi. Mataku memejam dan pikiranku melayang pada suasana saat aku bangun pagi. Aku tidak mendapati Lynn di sisiku ketika membuka mata pagi ini, namun wangi khas tubuhnya masih melekat di benakku bahkan hingga sekarang. Meraba dadaku, aku dapat mengingat kepalanya yang menyandar di sini. Melingkarkan kedua tangan, aku mengukur dalam imajinasiku tubuh mungil Lynn yang semalam terperangkap dalam pelukanku.

Continue reading

A Lovely Coincidence [Shot 6]

A Lovely Coincidence 6

A Lovely Coincidence [Shot 6]

Mengetuk-ngetukkan pensilku di meja, aku memutar otak untuk memahami buku yang sedang kubaca. Semester pertama kulalui tanpa hambatan berarti dan Januari ini aku akan memasuki semester kedua. Kuputar pergelangan tangan kiriku untuk mengecek waktu. Aku mengerutkan bibir ketika melihat jam digitalku menunjukkan 12.30 pm. Tiga puluh menit lagi, Hyun akan memiliki waktu istirahat. Mengalirkan nafasku dengan desahan cukup kasar, aku bimbang untuk memutuskan apakah akan menemuinya atau tidak.

Sejak Hyun mengajakku berlibur di Korea, sikapnya terhadapku sulit kumengerti. Aku merasa aman ketika dia menggenggam tanganku, merasa terlindungi ketika dia menyelipkan tangannya di pinggangku, dan merasa duniaku terjungkir ketika bibirnya menyapu bibirku. Kutangkup pipiku dengan sebelah tangan saat merasakannya tiba-tiba memanas. Bayangan ciuman terakhir kami di Singapore Flyer terlintas begitu saja di memoriku. Mengibas-ngibaskan tanganku di depan wajah, aku agak menundukkan kepala agar tidak menarik perhatian sekelilingku karena kemungkinan besar wajahku saat ini memerah.

Continue reading